Rupiah Melemah ke 14.145 per Dolar AS Dipicu Penyebaran Varian Baru Covid-19
Nilai ganti rupiah pada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menurun pada awal perdagangan minggu ini. Pelemahan rupiah dipacu eskalasi masalah COVID-19 secara global.
Cara Menang Mudah Bermain Togel Online
Mencuplik Bloomberg, Senin (21/12/2020), rupiah dibuka di angka 14.117 per dolar AS, menurun bila dibanding dengan penutupan perdagangan awalnya yang berada di angka 14.110 per dolar AS. Mendekati siang rupiah makin menurun ke 14.145 per dolar AS.
Semenjak pagi sampai siang ini hari, rupiah bergerak di range 14.117 per dolar AS sampai 14.145 per dolar AS. Bila dihitung dari awalnya tahun, rupiah menurun 2,01 %.
Sedang berdasar Kurs Rujukan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dibanderol di angka 14.180 per dolar AS, menurun bila dibanding dengan dasar awalnya yang berada di angka 14.146 per dolar AS.
"Pagi hari ini kecemasan pasar pada meningginya masalah COVID-19 di dunia sudah mendesak harga asset beresiko, walau Konferensi AS sudah menyampaikan kabar persetujuan stimulan pajak AS sebesar 900 miliar dolar AS," kata Kepala Penelitian dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.
Kecemasan masalah virus itu, lanjut Ariston, ditambah lagi timbulnya berita variasi baru COVID-19 yang menebar luas di Inggris dan memacu lockdown baru di negara itu.
Disamping itu, bentrokan terkini AS dan China masalah blacklist perusahaan China di AS jadi sentimen negatif.
"Ini hari, ada kekuatan pelemahan rupiah pada dolar AS sebab sentimen negatif di atas," tutur Ariston.
Ariston memprediksi ini hari rupiah bergerak di range Rp14.080 per dolar AS sampai Rp14.180 per dolar AS.
Pada Jumat (18/12/2020) lalu, rupiah ditutup menurun 2 point atau 0,02 % ke status Rp14.110 per dolar AS dari status penutupan hari kemarin Rp14.108 per dolar AS.
Ekonom sekalian Direktur Penelitian CORE Indonesia, Piter Abdullah, meramalkan nilai ganti rupiah pada dolar Amerika Serikat (USD) akan condong kuat di tahun 2021. Bahkan juga, Rupiah dipercaya sanggup kembali lagi dekati nilai esensialnya dikisaran Rp13.250 -Rp13.750 per USD.
"Kita prediksikan pada 2021 Rupiah akan punyai kekuatan untuk lebih kuat. Rupiah yang sekarang ini mulai bertahan kuat mempunyai potensi kembali lagi dekati nilai esensialnya dikisaran Rp13.250-Rp13.750 per USD," tutur Piter dalam seminar-online bertema "CORE ECONOMIC OUTLOOK 2021," Rabu (18/11).
Piter menjelaskan, pengokohan nilai ganti Rupiah dipacu oleh membaiknya performa perdagangan Indonesia yang alami surplus sampai capai USD 13,5 miliar per September 2020. Dan diprediksikan trend positif ini selalu berjalan sampai tahun akhir.
"Kita yakin neraca perdagangan yang telah surplus ini selalu meneruskan performa bagusnya sampai tahun akhir. Hingga menggerakkan Rupiah untuk kuat," tuturnya.
Disamping itu, kemenangan Joe Biden di Pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 2020 dipercaya akan berpengaruh baik untuk perekonomian Indonesia. Diantaranya kenaikan realisasi Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi langsung dari AS ke Tanah Air.
"Pengalihan kekuasaan dari Trump ke Biden bila berjalan mulus dipercaya akan bertambah dan menggerakkan lahirnya investasi. Hingga membuat emarging pasar (pasar yabg berkembang cepat) terhitung ke Indonesia," terang ia.
Oleh karena itu, Piter menyebutkan tidak terlalu berlebih bila nilai ganti Rupiah akan kuat tajam di tahun depan. "Sebab kita ketahui neraca perdagangan surplus selanjutnya capital inflow itu akan mendukung suplai dollar AS, jadi rupiah kita prediksi 2021 akan punyai kekuatan untuk lebih kuat," tutupnya.
Pandemi virus corona COVID-19 bukan hanya punya pengaruh pada kesehatan warga, tetapi berpengaruh juga pada perkembangan ekonomi negara. Ini berpengaruh untuk bursa saham dan nilai ganti rupiah.